Yhohannes Neoldy. Diberdayakan oleh Blogger.
Minggu, 28 September 2025

DERMAGA PENANTIAN

Di ujung dermaga tua,tempat senja menyalakan warna jingga,aku berdiri dalam kesunyian,memandang laut yang luas tak bertepi,mencari wajahmu di antara buih dan ombakyang terus datang dan pergi.
Pelabuhan ini saksi bisu,tentang janji yang pernah kita ikat,tentang kata-kata yang melayang di udara,"aku akan kembali, jangan lepaskan doa."Kata itu, masih kupeluk eratseperti jangkar yang menahan kapalagar tak hanyut ke tengah samudra.

Hari berganti malam,malam berganti tahun,dan aku tetap di sini.Orang-orang menertawakan penantianku,“ia gila, menunggu sesuatu yang mungkin tak ada.”Namun aku hanya tersenyum getir,karena yang mereka sebut gilaadalah cinta yang tak mengenal jarak,tak mengenal waktu.

Ombak kerap datang menghantam,kadang lembut, kadang beringas,seperti hatiku sendiri:kadang yakin, kadang ragu.Namun setiap kali aku hampir menyerah,aku mendengar bisikan lautyang berkata:“tunggulah, ia akan kembali,seperti kapal yang selalu mencari pelabuhan.

Aku menyaksikan nelayan pulangdengan jaring penuh ikan,aku melihat anak-anak berlarianmengejar layangan di tepi pasir,aku melihat kapal besar singgahmembawa cerita dari negeri jauh.Tapi aku tetap di sini,menyambut sore dengan doa,menyulam malam dengan rindu.

Di negeri seberang kau mungkin berjalan di jalan-jalan kota,dikelilingi lampu-lampu yang tak pernah padam,ditemani bisik-bisik orang yang menawarkan masa depan.Mungkin ada laki-laki yang lebih mapan dariku,lebih mampu memberi rumah mewah dan perhiasan.Tapi percayalah,di pelabuhan ini hanya ada satu persembahan: kesetiaan. Kesetiaan yang sederhana,namun tak pernah habis dimakan waktu.

Aku menunggu bukan karena aku lemah,tapi karena aku percaya.Aku percaya cinta tak akan karam,selama janji masih diikat doa,selama rindu masih berlabuh di dada.

Dan kelak,bila suatu hari langkahmu kembali,akan kutemui kau di ujung dermaga ini,dengan senyum yang sama,dengan mata yang masih menyimpan samudra.Kita akan saling menggenggam,dan pelabuhan ini akan tahu:tak sia-sia semua penantian.

Sebab pelabuhan cinta bukan sekadar tempat singgah,ia adalah rumah abadibagi hati yang setia,bagi jiwa yang percayabahwa sejauh apa pun perahu berlayar,ia akan pulang pada dermaga yang menunggu.

Oleh: YNW
           
By :YNW